Bagian #1: Kehidupan SMA Dimulai Dengan Huru-Hara
Walaupun ini agak tidak pantas untuk mengatakannya pada diriku, tapi aku
itu "anti-percintaan".
Aku bukan cuman mengatakan itu untuk sandiwara.
percintaan, hal macam itu hanyalah sebuah ilusi. Itu sebuah penyakit. Jika
kau tak percaya padaku, cobalah lihat dari sekarang pasangan yang bermesraan di
depan semua orang. Itu menyebalkan pada siapa pun yang melihatnya, berdoa agar
mereka pergi. Dan alasan mereka untuk bermesraan di publik? Itu karena ini merupakan percintaan asli. Membuka
kedok itu hanya morfin yang dipancarkan di mana pun di dalam otak, membuat mereka
kehilangan rasa malu dan semuanya. sikapku pada orang-orang itu? Aku selalu
menahannya karena aku tidak peduli. Tapi jika itu terjadi pada diriku sendiri, itu sama sekali topik yang lain. Untukku, bahkan jika
bukan di tempat umum, aku tidak akan pernah melakukan hal yang memalukan.
Tentu saja, jika aku memberi tahu seseorang tentang ini, mereka mungkin
akan tertawa dengannya dan membalas:
'tidak ada artinya berpura-pura kuat.'
‘bukankah ini alasan dari seseorang yang tidak terkenal?'
Hah?
aku,tidak terkenal?
Bukan itu masalahnya.
Aku punya sejarah tentang mendapat pengakuan. rindu, pada waktu di taman kanak-kanak... lupakan,
kejayaan masa lalu itu? Siapa peduli?
Tapi sungguh: jika orang lain memberi ku tanggapan seperti itu, aku pasti
sepenuhnya mengerti. Itu terdengar buruk seperti putus sekolah dari perguruan
tinggi yang berkata ,jadwal belajar tidak punya sangkut paut’ - kekurangan tenaga motif yang total. Semenjak
aku tidak punya sekecil pun percintaan seumur hidupku sampai sekarang, berkata
sesuatu secara santai seperti itu akan terdengar hanya seperti anggur masam
kecemburuan.
Dengan cukup banyak jumlah meningkat kenapa
aku tidak memberitahu siapa pun tentang itu , tapi itu yang sungguh aku
rasakan.
Dan orang yang mengajari ku untuk berpikir seperti itu adalah orang tuaku.
Cerita tentang bagaimana orang tuaku bertemu: pertemuan mereka; mereka
sedang jatuh cinta; mereka menikah. Sama seperti drama cinta lain di televisi.
Sepanjang masa kecil ku aku berdebat dengan mereka tentang naik dan turunnya
dari kisah cinta mereka. Dan di sekolah menengah, aku
jadi pokok bahasan pada pertengkaran tak berujung mereka. Satu hari pada saat aku mau masuk SMA, mereka berdua pergi demi mencari ‘pasangan sejati’ mereka dan menghilang selama di mataku, meninggalkan hanya sebuah surat mempercayakan ku pada kerabat dan kuasa atas rumah mereka dan dana untuk biaya yang tidak pasti.
jadi pokok bahasan pada pertengkaran tak berujung mereka. Satu hari pada saat aku mau masuk SMA, mereka berdua pergi demi mencari ‘pasangan sejati’ mereka dan menghilang selama di mataku, meninggalkan hanya sebuah surat mempercayakan ku pada kerabat dan kuasa atas rumah mereka dan dana untuk biaya yang tidak pasti.
Kalian! Semua! Itu! Sampah!
Aku dan kebencian ku pada orang tuaku dan percintaan sendiri yang sampai
tingkat untuk menggunakan teknik perikanan garam dunia Hakata.
Tentu saja, suara logis ku memberitahu ku bahwa tidak semua orang tua seperti
punya ku. Sebaliknya, orang-orang bahagia saat jatuh cinta dan mayoritas itu
adalah menikah. walaupun, aku bilang logis ku itu suara, tapi, sesuatu seperti ‘
kebahagiaan jatuh cinta hanya untuk menunjukkan mu!’ atau hal lain yang mirip
dorongan itu sepenuhnya masalah yang
berbeda. Lagi pula, tanpa percintaan, hidup masih bisa berjalan. Tidak akan
membuat perbedaan yang mencolok menghindari urusan tidak penting. Lagi pula,
aku juga tidak punya banyak.
Tapi aku punya ambisi ku sendiri. Target ku adalah masuk ke
universitas nasional jurusan kedokteran dan menjadi dokter.
tapi, masuk ke jurusan kedokteran berarti jumlah biaya yang banyak sekali, dan
aku sama sekali tidak boleh memberikan lebih banyak masalah pada wali ku
Saeko-san.
Kiryuu Saeko-san itu adik perempuan ayahku; dalam kata lain, bibi ku. Dialah
wali yang merawat ku di sini untuk membersihkan kekacauan orang tuaku. Pada
awalnya dia berencana untuk menjual rumah yang compang-camping ini untuk
meningkatkan keuangan, tapi karena memiliki perasaan kasih sayang ku pada rumah
ini ke dalam perhitungan, dia pada akhirnya pindah dan menetap bersama denganku.
Jika bukan karena Saeko-san, aku mungkin akan dititipkan pada kerabat yang tak
ku kenal sejak dahulu. Oleh karena itu, aku putuskan bahwa suatu hari aku akan
membalas kebaikan ini pada Saeko-san - pasti.
SMA ku dipanggil SMA publik Hanenoyama (disingkat menjadi 'SMA Hane'). Di sekolah ini kami punya satu
kebijakan seperti ini: 'Sekolah akan memberi hadiah pada murid berbakat dengan
perilaku yang baik sebuah tempat di universitas nasional ' (Termasuk beasiswa).
Dan itu lah yang aku.
Setelah masuk ke SMA untuk satu semester aku sudah diberi peringkat ke satu
di angkatan ku. Untuk seseorang yang hasilnya bisa dibilang cukup rendah selama
SMP, ini merupakan langkah yang mengejutkan. Aku tidak punya niat untuk
melambat, dan akan terus bekerja keras untuk menaikkan peringkat ku.
Oleh karena itu, aku tidak punya waktu untuk percintaan
Oleh sebab itu, Kidou Eita ini sudah berjanji kepada dirinya pada aturan
berikut:
1. belajar nomor satu!
2. tidak ada percintaan! Cinta itu sangat berbahaya!
3. tapi jangan biarkan orang lain berpikir aku seorang gay karena terlihat
sekejap.
Selama aku mengikuti peraturan ini, kehidupan SMA ku akan sempurna!
—tapi.
Terdapat seseorang.
Bahkan orang seperti ku punya perempuan yang terus di dekat ku yang tidak bisa
aku hindari. Sering dikenal teman masa kecil, takdir yang menyedihkan.
yaa, kalau begitu, kenapa aku tidak mulai cerita tentangnya?
itu terjadi pada akhir mei, sebuah kecelakaan yang terjadi beberapa hari saat pelajar akan berganti ke seragam musim panas. Karena pekerjaan nya, Saeko-san sering tidak ada dirumah. Itu adalah satu alasan kenapa aku harus melakukan semua pekerjaan rumah tangga dengan sendiri. Makan malam; membersihkan lantai; menjemur pakaian sampai kering; semua bagian dari pekerjaanku. Di mata orang lain, mereka mungkin terlihat sangat asing. Benar. Tapi hanya pada awal. Tapi sekarang, tugas itu bahkan telah menjadi salah satu hobiku. Khususnya membuat makan malam, tidak hanya itu langsung mencerminkan hasilmu, itu juga merupakan keterampilan hidup yang berguna.
♦
itu terjadi pada akhir mei, sebuah kecelakaan yang terjadi beberapa hari saat pelajar akan berganti ke seragam musim panas. Karena pekerjaan nya, Saeko-san sering tidak ada dirumah. Itu adalah satu alasan kenapa aku harus melakukan semua pekerjaan rumah tangga dengan sendiri. Makan malam; membersihkan lantai; menjemur pakaian sampai kering; semua bagian dari pekerjaanku. Di mata orang lain, mereka mungkin terlihat sangat asing. Benar. Tapi hanya pada awal. Tapi sekarang, tugas itu bahkan telah menjadi salah satu hobiku. Khususnya membuat makan malam, tidak hanya itu langsung mencerminkan hasilmu, itu juga merupakan keterampilan hidup yang berguna.
Itu hampir sore, setengah lima. Aku
melempar semua pakaian yang sudah di cuci ke pengering, saat mau melangkah
keluar untuk bahan makan malam. Sebelum itu, aku sudah menyiapkan nasi dan
mulai memasukkan nya ke dalam rice cooker, dan tiba-tiba, teriakan bersemangat
kecil seperti [Yaa!] dan [Tah] datang dari rumah sebelah.
Apa yang
dia lakukan sebenarnya...?
Setelah menyelesaikan sentuhan
terakhir dan membawa rice cooker ke tempat, dan aku berjalan dari lorong ke
taman. Tidak terlalu besar, sekitar seluas dari area tiga gantungan rak, kurang
dari sepuluh atau lebih langkah ke pagar tetanggaku. Disebrang pagar pendek
yang memisahkan dua rumah, aku bias melihat seorang berpakaian seragam olahraga
dan rok, mengayunkan pedang bambu nya disekitar. Aku memanggilnya dan menyapa:
"Hei— Chiwa—!"
Setelah selesai dengan latihannya
dan berbalik, keringat Harusaki Chiwa itu berkilau dengan sinar matahari dari
sisa matahari.
"Hai— Ei-kun! Ada apa untuk
makan malam?"
Heh, memikirkan
tentang makanan dari subuh sampai sore.
"kenapa kau melakukan latihanmu
dengan shinai?"
"aku rasa karena ada shinai
yang tergelepak?"
"[...]"
Menurut
perhitungan ku, orang ini akan menjadi ketagihan untuk menumpuk aktivitas di
masa depan.
"itu karena, aku berpikir kau
sudah menyerah dengan Kendo?"
"klub itulah yang aku menyerah. Meskipun semua bujukan dari seniorku,
aku akhirnya bisa memutuskan hubungan ku dengan mereka."
"apa kau menyerah karena
kondisimu? Sekarang kau latihan lagi, bukannya itu..."
Harusaki Chiwa tersenyum.
"tidak ada masalah. Aku sudah
mengecek tubuhku minggu kemarin dan dokterku bilang itu hanya latihan, jadi aku akan baik-
~"
"...benarkah?"
"beneran~
. ya ampun, Ei-kun suka khawatir ~"
Chiwa sudah berlatih kendo dari SD sampai tahun kedua SMP. Dari pada “latihan”, bisa dibilang dia mengubur kepalanya
di kendo. Dia bahkan juara empat di kompetisi tim se-provinsi, kedua di kompetisi tunggal. Tinggi dan
kekuatannya yang tidak menguntungkan tidak memberikan banyak efek pada
penampilannya, dia bahkan mengincar untuk kompetisi se-nasional musim
panas depan.
Tapi kemudian, di tahun ketiga musim panas SMP.
Bersamaan
dengan tanggal untuk kompetisi yang akan datang, Chiwa terlibat sebuah kecelakaan lalu lintas.
Saat klub Kendo
latihan jogging, sebuah kargo dari truk yang melewat
secara tidak sengaja,
menindih Chiwa
di bawahnya.
Seluruh
tubuhnya mengalami luka serius,
cedera pada
pinggangnya itu cukup parah.
Setelah operasi
besar-besaran, Chiwa menghabiskan musim kemarau terakhir
SMP-nya di rumah sakit.
Walaupun
setelah kejadian –kejadian itu,
Chiwa bekerja keras
untuk sebuah rehabilitasi.
Sedangkan
sekarang efek setelahnya tidak mengganggu dengan kehidupan sehari-harinya, aktivitas berat seperti Kendo itu mustahil.
Chiwa tidak pernah bilang apa-apa.
Seseorang
seperti yang tidak pernah masuk klub apapun tidak mungkin tahu apa yang
dirasakan oleh Chiwa.
Tapi menurut
pandanganku, Chiwa itu pasti telah dirampas dari bagian
penting dari kehidupnya.
"...jangan memaksakan dirimu. Pinggang,
seperti yang
tertulis, merupakan bagian paling penting dari."
"Hmn—?", Chiwa meringis matanya seolah merenungkan
sesuatu.
"Ei-kun sepertinya baik hati terutama hari ini? Jangan-jangan itu
karena kau ingin melihat celana dalam ku?"
—?!
"Wh-Whooo ingin melihat pu-punyamu ce-ce-ce—"
Sungguh sebuah
kegagalan. tersandung hanya karena hal sepele.
"Ara, ara. Ei-kun sepertinya telah mencapai umur dimana dia tertarik dengan hal seperti ini. Apa kata celana dalam' terlalu
merangsang buatmu?",
Chiwa tertawa gembira.
Chiwa berputar seperti seorang penari balet. Rok putih pendeknya terangkat oleh angin, menampakkan panjangnya, ramping, kaki sehatnya.
Tentu saja, celana dalamnya tidak dalam pandangan. ...tapi masih,
aku tidak bisa
menahannya dan sedikit gembira.
Sungguh sebuah kegagalan.
"Si-Siapa yang ingin melihat pakaian dalam kekanakanmu?!"
"Huh, kau tidak perlu bersikeras, kau tahu ~"
Terkutuklah dia...! dasar anak kecil pencinta kesenangan. Seorang yang dewasa sepertiku tidak
punya bahasa sama dengannya!
"lupakan itu.
Aku pergi untuk
beli bahan untuk makan malam."
"Oh, tunggu! Aku akan ikut
denganmu!"
"jangan.
Setiap kali kau
ikut,
pengeluaran tambahan itu ditambahkan."
"aku tidak akan mengomel untuk cemilan kali ini! Aku janji!"
Jelas-jelas
bohong...
Setiap kali dia
hanya menyembunyikan coklat dan permen dan apapun kedalam kereta belanjaan.
Masa bodoh. Bahkan jika aku menolak, anak ini pasti akan ikut.
"...kau punya 3 menit. cepatlah!"
"Ya,
ya, ya!"
sungguh. Bagaimana bisa tubuh yang kecil... dimana semua energi itu berasal...?